Selasa, 17 Juli 2018

SYAHRUL TARUN YUSUF Yang Kalah Pamor Dari Karyanya

SYAHRUL TARUN YUSUF yang Kalah Pamor dari Karyanya
oleh Tim Liputan 6 SCTV
 Pria ini mungkin kalah tenar dibandingkan lagu-lagu ciptaannya. Tiar Ramon dan Elly Kasim adalah beberapa penyanyi yang berkembang setelah menyanyikan lagunya. Syahrul Tarun Yusuf atau SATAYU, merupakan nama yang tak bisa dilupakan begitu saja dalam sejarah pop Minang klasik yang berakar pada pantun modern.
Sejak tahun 1960-an, sedikitnya 400 judul lagu tercipta dari tangan dingin pria berusia 68 tahun ini. Bahkan, lagu-lagunya cukup akrab bagi publik sejumlah negara tetangga. Tak jarang, lagunya didaur ulang sampai belasan kali. Bahkan, baru-baru ini lagu karyanya mewarnai film layar lebar berjudul Merantau.
Bagi Tarun sendiri, adalah suatu yang tak diduga bila banyak lagu ciptaannya menjadi lagu-lagu yang populer dan abadi di masyarakat hingga kini. "Saya menganut prinsip kehati-hatian, tidak asal jadi dalam mencipta lagu. Saya banyak belajar dari alam dan budaya Minangkabau," ungkapnya suatu kali.
Ia juga mengungkapkan, sampai sekarang masih ada puluhan syair yang masih tersimpan dan belum bisa dijadikan lagu. "Lagu-lagu Minang yang sudah jadi ada lebih kurang 300 lagu," kata Tarun.
Lagu ciptaan pria kelahiran Balingka, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, 12 Maret 1942 ini antara lain Bugih Lamo, Kasiah Tak Sampai, Bapisah Bukannyo Bacarai, Ampun Mande, Ranah Balingka, Gasiang Tangkurak, Tinggalah Kampuang, Hujan, dan Karam di Lauik Cinto.
Tarun kini tinggal di Balingka bersama tujuh orang anak dan sembilan cucunya. Untuk menambah penghasilan, sang istri Misnani asal Makassar, Sulawesi Selatan, belajar sulaman Koto Gadang. Sedangkan anaknya membuka usaha warung internet.
Bagi warga Sumbar, karya Tarun adalah bentuk peninggalan budaya Minang modern. Tak heran syair lagu-lagu Tarun kerap menjadi sumber tesis para mahasiswa karawitan. Bahkan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi merupakan salah satu penggemar karya Tarun.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karyanya, setahun lalu buku biografi tentang perjalanan hidup Tarun diluncurkan. Selama alam masih terkembang, Tarun akan terus berguru dan mengasah kemampuannya menciptakan lagu yang tak lekang dimakan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar